Selasa, 07 Maret 2017

PERSELINGKUHAN



Tentang perselingkuhan.

Di luar sana ada banyak sekali perempuan yang jauh lebih menarik darimu.
Selembar surat nikah, tak menjadikan dirimu aman dari kemungkinan mereka merayu suamimu.
Ada yang tertipu, tidak tau pria itu sudah beristri. Ada juga yang terang2an mencintai dan merebut atas nama cinta. Ada juga yang bersedia berbagi.

Tentang perselingkuhan..
Jika kau bisa mencaci maki selingkuhan suamimu, percayalah..
Jika perempuan itu menghormati pernikahan kalian, dan kemudian melepaskan suamimu, akan ada perempuan lain yang datang menggodanya kembali.

Mencegah datangnya penyakit, mungkin itu bagus. Tapi jauh lebih baik jika kau menyembuhkan sumber penyakitnya dulu.

Seorang pria bisa saja berdalih:
Ah, kau tidak mau memijatku, maka aku akan mencarinya di luar, perempuan lain yang mau memijatin.
Ah, kau tidak cukup menghormatiku. Tidak cukup memperhatikanku. Aku akan mencari perempuan lain yang mau melakukannya untukku di luar.

Dan kemudian kau meradang, ketika ada perempuan lain yang menyediakan kebutuhan suamimu lebih baik darimu.

Aku sendiri tidak pernah tertarik pada suami orang. Bukan karena aku suci tidak mau merusak pernikahan orang lain. Tapi semata2 karena aku tidak menyukai pria peselingkuh. Jika aku tidak merayu suamimu, bukan semata2 aku menghormati pernikahanmu, tetapi lebih kepada aku yang jijik melihat pria yang menggadaikan kesetiaannya untukku.

Dan begitulah seharusnya kau melihat sebuah perselingkuhan.
Sumber penyakitnya, ada pada pasanganmu.
Sebab godaan akan selalu ada dan datang padanya.
Tapi kualitas dirinyalah yang menentukan siapa dia, sehingga layak dan pantas untuk kau sebut sebagai suami.

Tulisan ini bukan untuk membela perempuan2 perayu suami orang. Tulisan ini hanya ingin menempatkan bibit penyakit, pada tempatnya yang seharusnya.

#TaniaLuna

Jangan salah mengira bahwa selingkuhan suamimu akan merasa malu dan dipermalukan oleh lingkungannya, karena mendapat predikat perebut suami orang.
Banyak sekali perempuan yang diselingkuhi suamimu justru merasa derajatnya lebih tinggi darimu, sebab pada kenyataannya, ternyata suamimu memilih menceraikan atau bercerai denganmu, dan menikahi dia.
Akan ada banyak alasan yang membenarkannya,diantaranya adalah sikapmu yang tidak pantas sebagai istri, yang cerewet, menyusahkan suami, boros, kurang melayani, sibuk sendiri dengan karir, dsb. Tinggal disebut.
Dan masyarakat sekarang pun, jika mau kita akui, sangat permisif pada perselingkuhan orang. Lihat saja di fesbuk ini. Berapa banyak perempuan yang merayu suami2 orang di sini, dan tetap berteman baik dengan mereka??
Berapa banyak perempuan yang membuka paha dan dada untuk dinikmati para pria beristri di sini, dan tetap berteman??
Dan apalagi jika suamimu jelas2 lebih bahagia bersamanya daripada bersama dirimu.. dengan cepat keluarga suami akan bersyukur bahwa pada akhirnya, suamimu dapat lepas darimu dan mendapatkan perempuan yang lebih baik dan dapat mengambil hati mereka..

Sekali lagi, tulisan ini bukan untuk membela para perempuan perayu dan perebut suami orang. Dan aku pun juga adalah perempuan. Aku berbicara di sini sebagai sesama perempuan. Tetapi jika kau mengira rasa malu akan membuat banyak perempuan mengurungkan niat merayu suamimu, maka kau SALAH BESAR.

Karena umumnya para perempuan itu sudah tidak lagi punya rasa malu. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana mereka bahagia, dan orang yang dia cintai, yaitu suamimu, juga bahagia bersamanya.

Menyampaikan kisah betapa kau mencintai dan berkorban untuk (mantan) suamimu, hanya menunjukkan betapa bodohnya kau memilih seorang lelaki yang akhirnya mengkhianatimu. Dan sekali-kali, tidak akan membuat mereka berbelas kasihan padamu.

Perempuan2 itu tidak mengenal malu. Sadari itu, dan lanjutkan langkahmu. Masih ada lelaki yang baik untukmu.. Dan kalau tidak pun.. Tidaklah buruk melanjutkan hidup sendirian. 

Aku setuju. Perselingkuhan adalah masalah yang sangat kompleks. Kita akan mempunyai pendapat yang berbeda, sebagai pelaku, sebagai korban, atau sebagai pihak ke-3. Setiap pribadi punya karakter dan masalah yang berbeda, punya lingkungan yang berbeda, punya tingkat pendidikan dan kedewasaan yang berbeda, punya tingkat kemapanan dan kemandirian yang berbeda..

Mengapa seseorang sampai selingkuh? Mengapa dia mau dijadikan selingkuhan??

Hati adalah urusan manusia yang paling rumit. Dan setiap orang punya pertimbangannya sendiri.

Rasa bersalah, sakit hati, dan luka.. harus dikelola sendiri. Orang lain hanya mampu mencaci dan menertawakan. Tapi yang mengalami?? Tak perlu juga menjelaskan. Sebab percayalah, tak akan ada yang mau mencoba mengerti. Mereka berpegang pada norma, dan itulah yang digunakan sebagai penghakiman.

Seorang istri yang bertahan dengan selingkuhan suaminya, bahkan ada yang dijadikan istri muda, akan dianggap bertahan demi uang.
Tapi ketika si istri menjadi pengemis di jalan, tak seorang pun mau mengulurkan tangan membantu..
Ada beberapa perempuan yang berpikir, ini adalah kompetisi. Pergi meninggalkan suami, dengan usaha yang dibangun berdua dengan susah payah dan membiarkannya dinikmati selingkuhan, adalah perbuatan yang sangat gegabah.

Ada juga beberapa yang mencerca dan menyerang selingkuhan suaminya. Mengusirnya dengan sapu ditangan. Atau diarak di jalan sebagai penzinah.

Ada juga yang memohon agar selingkuhan suaminya mau berbaik hati meninggalkan suaminya, sebab dia masih punya anak2 dan nama baik yang harus dijaga..

Ada juga yang memilih pergi dengan penuh kehormatan, tak sudi bersama dengan peselingkuh.

Don't get mad, but get everything.

Sedang perempuan yang diajak selingkuh?? Kebanyakan berdalih cinta, sebagian besar karena kebutuhan ekonomi, dan sebagian lagi, karena kebutuhan2 lain.. sebab masyarakat umumnya masih permisif menerima pria berpoligami. Sebagian lagi?? Ah. Selalu ada alasan yang tak tertuliskan di setiap tulisan yang dihamparkan di sini. Sebab rasa, tak sesederhana kata.

Jadi sekarang.. jika aku mendengar ada yang berselingkuh.. aku menepi.. dan berpikir.. aku ini.. jika menemukan seorang pria yang benar2 kucintai, apakah juga tidak akan melakukan hal yang sama??

Aku tak bisa menjawabnya.. karena belum menjalaninya..

#TaniaLuna

Lanjut yaaaa.. karena ada teman bernama Salwa yang nulis gini:
Alasan apa yang membolehkan seseorang selingkuh?
Dari td gw ketawa geli baca status soal selingkuh. Lebih geli ama komennya sich😂,
Bagi salwa gak ada alasan apapun yang membenarkan selingkuh, jadi gak perlu kita mbayangkan atau mencoba memasuki pikiran para penghianat kan,,,
Orang yang hebat itu tentu akan menyelesaikan satu hubungan yang sudah tidak bisa di pertahankan baru memulai babak baru, bukan menghancurkan hubungan dengan menjalani ilmu perselingkuhan.
Jangan kaitkan zina dengan selingkuh, orang yang selingkuh belum tentu berzina, dan orang yang berzina belum tentu selingkuh.
Gak ada selingkuh karena mata dan selingkuh karena hati, yang ada selingkuh itu karena hobi yang tak tahu diri.....
Gw mah lebih gemes ama yang selingkuh dg dalih agama yang pada akhirnya bermuara kepada POLIGAMI....
-----------------------------------------------------------------------------
Awalnya gw juga berpendapat begitu. Tidak ada alasan apapun yang bisa membenarkan perselingkuhan. Seharusnya mereka akhiri dulu yang sudah ada sebelum memulai yang baru. Tetapi normalnya manusia, tidak akan membuang air yang ada di tempayan karena mengharapkan hujan, bukan??
Dan lagi, kebanyakan perselingkuhan terjadi BUKAN karena sengaja diniatkan.
Kebanyakan terjadi karena mula2 mereka BERTEMAN. Apa salahnya berteman bukan? Saling like, saling komen, lalu dibuatkan status2 dan puisi2 mesra, lalu.... "terjebak".
Karena memang sejak awal umumnya mereka tidak merasa ada masalah dalam hubungan rumah tangga mereka. Hanya sedikit hambar mungkin. tetapi semua "baik2 saja". Dan pertemanan, baik di kantor, atau di dumay, menawarkan "warna".
Ada yang segera menyadarinya lalu menjaga jarak, ada yang kemudian sedikit melangkah mendekat karena ingin tau "seperti apa sih dia"? lalu ada yang kemudian merasa nyaman, merasa butuh, dan merasa "nyambung" kalau bicara.
Dan sekali lagi, mereka "terjebak".

Menghentikan hubungan yang sudah ada, akan sangat banyak konsekuensi. karena istri di rumah, tidak punya salah apa-apa. anak juga masih butuh ibunya. Ndak mungkinlah perempuan baru ini disuruh urusin anaknya dengan istrinya itu.

Walau ada beberapa yang kemudian dengan gentle mengakui, dan kemudian memilih, ada lebih banyak yang diam dan bangga menjadi tikus got.

Lagi2 cinta yang dijadikan tameng. Kami sungguh mencintai, tapi waktu tidak mendukung. Ada beberapa pria yang mau menceraikan istrinya saat ini, tetapi si istri yang tidak mau diceraikan. Ya, karena memang istri tidak bersalah dalam hal ini.
Ada juga yang karena agama, tidak bisa bercerai.

Tetapi yang ingin kuulangi di sini, perselingkuhan itu, kebanyakan tidak diniatkan. Hanya dimulai dari pertemanan biasa yang kemudian menjadi nyaman dan sayang untuk dilepaskan..

Lalu pada siapa kita menuding?? Pada suami yang telanjur menghamili perempuan lain?? Akankah kita biarkan dia pergi memilih? Dan jika dibiarpun, ternyata dia memilih untuk tetap bersama dengan kita.. lalu bagaimana dengan selingkuhannya yang telanjur hamil??

Bagaimana jika kau yang menjadi selingkuhan dari pria beristri??
Cobalah untuk bahagia, sebab kau sudah berhasil membuktikan seorang bajingan di hadapan istrinya. Kalau tidak bisa bahagia?
Telan dan kunyahlah pelan2 rasa tersiksa itu, hitung2 latihan sebelum akhirat. haha..

Aku ini tipe realistis akut, dan idealis. Bagiku setiap keputusan itu ada tanggung jawabnya. Ada sebab dan ada akibatnya. Dan itu kau seharusnya sudah tau sebelum memutuskan untuk mengambil sebuah keputusan.
Aku berusaha tidak mengejudge. Melepaskan sedikit sifat idealisku.
Tapi jika kau memutuskan untuk menjadi selingkuhan seorang pria beristri, ya kau sudah harus tau resiko yang kau ambil. cibiran masyarakat, dan sakit hati dari istri sah pria itu.
Maka kau jangan lalu menempatkan dirimu sebagai KORBAN dan lalu bersedu sedan sebagai teraniaya.
Heyyyy!! Yang teraniaya ini BUKAN ELO, NON. Tapi si istri sah!!
Kau itu perannya sebagai PENGGODA dan PENGHANCUR. Maka berhenti mengambil peran orang lain.
Apalagi jika kau melakukannya bukan karena ditipu oleh pria yang mengaku single misalnya.
Tidak perlu jadi DRAMA QUEEN sebagai korban. Cih.
Jika pria itu sungguh mencintaimu, mungkin dia akan memilihmu dan meninggalkan istrinya. Jika itu terjadi pun, tidak perlulah bertingkah sebagai korban, karena sesungguhnya kau adalah pemenang. Haha.
Bagaimana dengan si tukang selingkuh?? Tukang selingkuh juga punya akibat yang harus dia tanggung. Jika dia gentle, dia harus memilih salah satu. tapi kebanyakan tukang selingkuh itu pengecut. Atau karena sebab lain tidak bisa menceraikan istrinya.
Dan jika itu terjadi, maka dia harus menjadi pemain drama yang paling baik, peraih oscar dalam kehidupan nyata, menyakinkan selingkuhan dan istrinya tentang cintanya yang tersiksa dan terjepit di tengah-tengah. Padahal kenyataannya dia memang senang terjepit. haha. Jika dia cukup mapan. ada kemungkinan istrinya tidak mau diceraikan atau bersedia tidak bercerai.
Tetapi jika dia memiliki istri yang mandiri dan berharga diri, kehilangan istri karena diceraikan oleh istrinya itu juga resiko yang harus dia ambil.
Bagaimana dengan sang istri, yang adalah korban?? Dia masih saja mungkin harus menelan semua tudingan tetangga dan teman2nya, bahwa dia tidak cukup baik, tidak melayani suami, terlalu sibuk dengan karier, cerewet, suka marah, suka ngomel, malas diajak bercinta dll.. dll..
Setelah itu dia harus memilih antara ego, harga diri, dan masa depannya serta masa depan anak2nya..
Setelah itu dia harus menahan cibiran pandangan orang tentang suaminya, rasa kasihan dan empati palsu yang dilayangkan, serta tanggapan2 lain yang bahkan tidak terpikirkan oleh aku yang menuliskan ini saat ini. Misalnya bahwa wajar saja suaminya punya selingkuhan karena suaminya ganteng dan kaya, misalnya. ya, gw pernah dengar komen seabsurb itu. Haha..
Setiap perbuatan ada resikonya. Begitu juga setiap status yang diunggah. Jika kau selalu pamer dada dan paha, serta membuat status mesra, ya wajar aja kalo ada yang masuk inbox dan mengajak bercinta.
Wong gw yang gini aja (tanpa muka), pernah kok ada yang masuk inbox dan nulis macam2. Apalagi elo. Haha..
Jangan berharap belas kasihan dari gw. Gw ini tuhan. banyak yang sudah mati di depan mata gw tanpa gw bisa melakukan apa-apa.
Jadi rasa kasihan gw sudah hilang..

https://www.facebook.com/tania.limanto2


1 komentar:

  1. Wow...panjang amat Ta hehehe, dr postingan fb kemarin, mestinya komen yg smart n menarik disertakan

    BalasHapus