Senin, 13 Januari 2020

SECUKUPNYA

Cukupkan cinta, seadanya.
Cukupkan rindu seadanya.
Lalu biarkan waktu yang mengolahnya,
Apakah akan tetap ada, ataukah menghilang..
Apa kau tau rahasia waktu??
Semakin berusaha melupakan,
Kenangan akan semakin memelukmu seerat pelukan dementor.

#TaniaLuna (2017)





BAYU.
"Selamat Siang, Mbak," sebuah pesan dari nomor tidak dikenal, masuk ke WA-ku.
"Siapa, ya?" balasku.
"Saya dapat nomor Mbak dari Mas Bayu," sambungnya. "Saya ingin minta ijin, agar diijinkan untuk chat dan curhat dengan Mas Bayu, jika Mbak tidak keberatan."
"Hah?" Aku mendengus tanpa sadar. Perempuan ini waras?!
"Iya, Mbak. Mas Bayu menolak chat dengan saya dengan alasan takut Mbak Shintanya curiga dan berpikir macam2. Jadi saya pikir lebih baik dari awal saya terang2an saja minta ijin ke Mbak Shinta. Saya ini bukan janda, Mbak. Saya juga sudah bersuami, dan tidak ada niat sedikitpun untuk berselingkuh dengan pria lain, apalagi suami orang lain. Hanya saja, saya sangat kagum dengan kepribadian suami Mbak Shinta yang dewasa dan bijaksana. Sudah sering, saran dan pendapatnya, membuka pikiran saya yang buntu..." tambahnya panjang lebar.
Aku menghela nafas. Meneguk kopi pelan2. Menghabiskan separoh isinya, baru mengetikkan balasannya: "Silakan saja chatting sama suamiku, Mbak. Jika dia memang mau menerima curhatannya Mbak. Tapi biasanya jika dia sudah mengarahkan perempuan2 kayak Mbak kepada saya, itu artinya dia tidak berminat untuk menjadi tempat curhat perempuan lain yang bukan istrinya. Tapi jika Mbak masih ngotot, ya silakan, selama Mas Bayu meladeni. Mas Bayu itu bukan pria peliharaan saya yang harus mendapat ijin saya untuk berchatting ria dengan perempuan lain," tegasku.
Setelah menutup WA-ku, aku menatap Mas Bayu yang juga sedang ngopi di hadapanku. Aku mengambil HP-nya, membuka WA-nya, dan melihat nomor perempuan itu di sana. Puluhan chat ada di sana. Mas Bayu mengedipkan sebelah matanya padaku.
"Kali ini aku minta tas Hermes-nya Syahrini ya, Mas," kataku, santai. Dia mengangguk.
Salah satu keuntungan punya suami berparas tampan dan kalem adalah, dia tidak perlu bekerja keras untuk mencapai posisi puncak di karirnya. Cukup dekatin aja perempuan2 kaya yang kesepian, dan aku bisa mendapatkan banyak hadiah2 mewah dari suamiku.


ANGGA DANAWANGSA

ANGGA DANAWANGSA.

"Hallo, Marisa!" Siska berjalan masuk dan berjabat tangan denganku. Di sebelahnya ada suaminya dan putrinya yang cantik dan lucu. "Ini Angga, suamiku. Dan si kecil ini namanya Thiana."

Aku mengulurkan tanganku, berjabat tangan dengan suaminya, dan tersenyum manis pada anak perempuannya.

"Ayo, pesan makanan. Aduhhhh.. Padahal kita tinggal di kota yang sama, tapi baru ketemuan sekarang... Untung ada FB yang mempertemukan kita, ya!"

Siska duduk dan mulai memesan makanan. Siska itu teman SMU-ku. Dan kami cukup akrab waktu SMU, lalu ndak ada kabar setelah lulus. Baru bertemu lagi sekarang.

"Kamu sudah menikah?" tanyanya. Ah! Kenapa semua perempuan yang sudah menikah sangat hobby menanyakan pertanyaan itu pada setiap teman yang dia temui? Aku menggeleng. "Punya pacar?" tanyanya lagi. Aku mengangguk, sedikit ragu.

"Segeralah menikah, Mar. Kau tahun ini sudah berumur 32. Lihat aku, sudah punya Thiana dan Rio. Rio di rumah sama baby sitternya. Kamu masih juga betah sendiri..." sambungnya sambil melirik suaminya, dengan pandangan penuh cinta.

"Sudah, Mar. Jangan banyak pikir. Jangan banyak pilih. Kau kan sudah punya pacar. Buruanlah menikah, biar kau bisa merasakan bahagianya menjadi seorang istri dan ibu," katanya lagi.

Aku tersenyum kecil. Mulai tidak nyaman dengan topik pembicaraan ini.

Seharusnya dia tau, aku mengorbankan keinginanku untuk bahagia sebagai seorang istri dan ibu, demi kebahagiaannya.

Sebab pacarku saat ini adalah suaminya yang dia puja setinggi langit, Angga Danawangsa.

#TaniaLuna
#FiksiMini

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2725309527588574&set=a.104721009647452&type=3&theater

Alasan.
Selalu ada alasan di balik setiap keputusan kita. Alasan2 yang kita buat sebatas kemampuan dan kapasitas otak dan hati kita masing2.
Misalnya alasan seorang perempuan untuk bertahan dalam pernikahan yang buruk. Kadang alasannya adalah ketidakmampuannya untuk mandiri. Kadang alasannya adalah ketakutan2nya tak akan mampu menjalani hidup seorang diri. Kadang alasannya adalah “apa kata orang nanti”. Kadang alasannya adalah aku tak ingin membuat aib bagi orang tuaku. Kadang alasannya adalah agama kami tak mengijinkan perceraian. Kadang alasannya adalah karena aku sangat mencintainya.
Alasan2 itu seolah membenarkan semua kebodohan mereka. Bertahan dengan pria temperamen yang tak berpenghasilan, sebagai jalan mudah menuju surga.
Gw hanya bisa bilang: Mereka sebenarnya menikmati rasa sakit mereka. Terbiasa disakiti, sampai menganggapnya sebagai sebuah ujian dan cobaan, untuk menempa dirinya menjadi pribadi yang lebih baik.
Kasihan.
Karena orang itu tidak tau bagaimana caranya menghargai dan mencintai dirinya sendiri.


REBECCA

REBECCA.
"Aku mencintaimu, Rebecca," dia berbisik.

"Aku juga," balasku.

Lalu dia menciumku. Lagi dan lagi.

"Mmmmm.. Ciumanmu bikin aku bergairah, Sayang.." kataku.

"Pejamkan matamu. Aku akan mencium seluruh tubuhmu.."

Aku memejamkan mataku, dan merasakan ciumannya, menjalar dari bibirku, turun ke leher, turun lagi...

"Kancing bajumu susah amat dibuka, Bebz..."

Aku tertawa pelan, "Iya, biar aku yang bukain..."

"Ah, kelamaan. Kutarik saja ya."

Aku mengangguk.

Malam yang sunyi, dengan bola lampu yang sudah dimatikan, aku menikmati ciuman dari Charlos, pria yang kutemui di FB beberapa bulan yang lalu.

Kami bercinta di samping istriku yang sedang tertidur pulas.

"Sungguh percintaan yang luar biasa, Rebecca, Tidur yang nyenyak, mimpikan aku, ya. ðŸ˜˜ "

"Selamat tidur, Honey ðŸ˜˜", kubalas ciumannya.

"Saya off dulu ya," kata Charlos, lalu mematikan sambungan internetnya. Aku tersenyum, lalu mematikan HP-ku.

Aku menatap Rebecca, istriku yang sedang tidur di sampingku. Semoga dia tidak tau aku sudah membuat akun hode dengan menggunakan nama dan foto dirinya.